Perempuan dan Anemia
Anemia sangat umum ditemukan terkait infeksi HIV. Ada banyak alasan yang mungkin; jumlah sel darah
merah yang rendah, cadangan vitamin B12 yang rendah, kekurangan zat besi, tiroid yang tidak berfungsi
secara benar, kehilangan banyak darah saat haid, tingkat hormon yang rendah, dampak pengobatan atau
infeksi yang menyerang sumsum tulang.
Faktor risiko
Sebanyak 70-80 persen pasien terinfeksi HIV mengembangkan anemia pada suatu saat selama infeksinya.
Beberapa uji klinis memberi kesan bahwa anem
ia merupakan risiko independen terhadap penurunan
ketahanan hidup pasien dengan penyakit HIV. Tidak jelas apakah anemia merupakan satu-satunya
penyebab menurunnya ketahanan hidup atau apakah anemia menjadi bagian dari penyakit oportunistik
yang menyertainya seperti penyakit Mycobacterium avium atau virus sitomegalo. Sebuah penelitian yang
dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Johns Hopkins menemukan bahwa anemia adalah faktor
risiko kematian yang cukup besar pada pasien HIV.
Sering kali perempuan menjadi begitu terbiasa terhadap rasa lelah sehingga mereka mungkin tidak pernah
melaporkannya ketika mengunjungi dokter. Kadang-kadang anemia begitu lazim ditemukan, sehingga
para dokter mungkin tidak menyadari dampak yang dapat diakibatkannya pada tingkat tenaga perempuan.
Apakah itu anemia?
Anemia adalah jumlah sel darah merah yang rendah. Sel darah merah, juga disebut eritrosit, dibentuk di
sumsum tulang, dengan tugas untuk membawa oksigen dari paru ke jaringan. Pembentukan sel darah
merah baru tergantung pada hormon alami yang disebut eritropoitin (EPO, yang dibentuk dan dikeluarkan
dari ginjal). Orang yang menderita anemia kurang mampu membawa oksigen di dalam darahnya dan hal
ini dapat mengakibatkan rasa lelah, kesulitan bernapas, peningkatan denyut jantung dan pucat.
Darah kita (sel darah merah) dapat langsung dihitung atau diperkirakan dengan menggunakan hematokrit
atau hemoglobin (Hb). Pemeriksaan ini umumnya disarankan oleh dokter kita setiap satu sampai tiga
bulan, tergantung apakah memakai obat-obatan. Penyakit dan pengobatan tertentu dapat menyebabkan Hb
kita menurun di bawah batas normal.
Penyebab anemia
Pengobatan sering memicu anemia. Beberapa obat penyebab anemia termasuk tetapi tidak terbatas pada
isoniazid, rifampisin, dapson, sulfonamid, nitrofurantoin, dilantin, fenobarbital, alkohol, penisilin,
kotrimoksasol, AZT, gansiklovir, dan amfoterisin. Sering kali, menghentikan obat yang mengganggu
dapat memulihkan anemia. Tetapi, apabila obat tersebut diperlukan untuk masalah lain, harus ditemukan
cara lain untuk menghadapi anemia tersebut. Kekurangan vitamin seperti vitamin B12, asam folik,
vitamin A, vitamin B6, vitamin C, vitamin E dan kekurangan zat besi adalah beberapa unsur penyebab
anemia. Sebagian besar jenis anemia ini dapat diperbaiki dengan memakai suplemen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar